Title : Promise
Author : Ryu Yuki,Baekcho0n (fb : Aysa
Salsabilla)
Genre : Angst (Maybe)
Lenght : Short/mini FF
Cast :
Lee Jae Jin
Wu Yi Fan a.k.a Kris
ini FF waktu itu dibuat buat event yang tertera di sampul ff ini,jadi mohon maklum :)
ini FF waktu itu dibuat buat event yang tertera di sampul ff ini,jadi mohon maklum :)
_Full Of Jae Jin POV_
Seoul, Kota kelahiranku,
kota dimana aku dibesarkan, tempat yang menyimpan kenangan indah dan burukku.
Akhirnya aku bisa menghirup oksigen kota asalku ini setelah 4 tahun tinggal di
Amerika menyusul orang tuaku.
Wu Yi Fan. Sejenak nama itu
terngiang kembali di kepalaku. Namja yang sudah mewarnai hariku, namja yang
sudah mengisi hatiku. Namja yang kukira menyayangiku lebih dari seorang adik,
ternyata hanya menganggapku sebagai adik kecil yang manis. Betapa bodohnya aku
bisa jatuh cinta kepada seseorang yang sama sekali tidak mencintaiku.
Ku singkirkan sejenak
pikiran-pikiran masa laluku. Aku tidak boleh terpuruk hanya karena seorang
namja.aku yakin sekarang ia sudah bahagia bersama seorang yeoja yang pastinya ‘lebih baik dariku’ disampingnya. Ku
hela nafasku sejenak, menarik pelan koperkku dengan mantap. Aku harus memulai
hidup baru.
Tiba-tiba aku melihat
wajahnya lagi. Namun kali ini lebih nyata. Kukerjapkan mataku beberapa kali,
memastikan aku sedang tidak bermimpi. Ternyata aku salah. Dia mulai mendekat ke
arahku dengan senyum manis yang melekat diwajah tampannya. Senyum itu, semakin
membuatku sakit. Bibirku menyunggingkan senyum, mencoba membalas lengkungan
bibirnya. Namun hatiku mencelos sakit, benar-benar sakit karena aku berharap
tak akan bertemu dengannya lagi.
“Jae
Jin-ah” dia melambaikan
tangannya kepadaku dan berlari mendekatiku. Aku hanya bisa terpaku
dihadapannya.
“huh...huh...
kau sudah sampai, ayo kuantar pulang” ucapnya sembari menarik tanganku. Aku hanya diam, masih dalam posisi tadi.
Kris-ah, kumohon jangan perlakukan aku seperti ini. Kau membuatku semakin
berharap banyak padamu.
Dia melepaskan tangannya dan
berbalik ke arahku. Tatapan itu, ia menatapku dengan tajam. Seolah menyuruhku
untuk melupakan semuanya, melupakan bahwa aku pernah mencintainya. Kau pikir
melupakan seseorang yang kita cintai itu mudah?
Seketika Pertahananku runtuh,
aku tak dapat menahannya lagi. Air mata ini, air mata yang sudah kupendam
selama 3 tahun lebih untuk tidak menangisinya mengalir begitu saja tanpa
persetujuan dariku.
“Uljima” diusapnya pipiku dengan
kedua ibu jarinya dan dikecupnya kedua kelopak mataku dengan lembut. Kau jahat Kris-ah,
hatiku akan semakin sakit jika kau perlakukan seperti ini.
“sekarang
kita pulang ne? Aku akan mengantarmu” Aku hanya pasrah dengan perlakuannya. Berharap semua ini akan baik-baik
saja.
Kami masuk kedalam mobil
limborgini hitam miliknya. Selama perjalanan kami hanya diam larut dalam
pikiran kami masing-masing.
“bagaiman
keadaanmu?” tanyanya memecah
keheningan.
“cukup
baik” jawabku sekenanya.
Dia hanya menghela nafasnya berat. Kami terdiam cukup lama. Lagi. Mengapa harus
dia? Mengapa harus sahabatku sendiri yang aku cintai. Dunia ini terasa tak
adil. Kupejamkan mataku
perlahan. Berat. Berharap perasaanku tak akan sekacau tadi. Cukup lama aku
terpejam, hingga kurasakan ada sesuatu yang hangat menyentuh jemariku. Kris.
Namja itu menggenggam erat jemariku. Namun matanya tetap fokus akan jalanan.
“aku
akan tetap jadi sahabatmu, always” perkataannya sungguh terdengar tulus. Terlihat jelas raut keseriusan dalam
wajahnya.
“ne?” tanyaku dengan nada
bingung.
“mianhe
Jaejin-ah, tapi minggu depan aku akan menikah”
DEG..
Dunia ini seakan berhenti
berputar. Seakan tertimpa beban yang amat sangat berat. Kedua mataku membulat
sempurana seketika itu juga. Mencari kebohongan dalam sorot matanya, gerak
geriknya. Namun nihil. Kenapa, kenapa harus aku. Kenapa rasanya sesakit ini.
Masih kurasakan jemarinya menggenggam erat jemariku.
“aku
mengerti, aku pasti akan baik-baik saja” walaupun aku berkata seperti itu, tapi sebenarnya hatiku kalut. Bagaimana
bisa aku akan masih mencintai orang yang akan menjadi milik orang lain
seutuhnya. Bukankan aku bodoh, bahkan sangat bodoh.
Mobil yang kami tumpangi
perlahan berhenti dipelataran rumahku. Aku bahkan baru menyadarinya ketika ia
melepas tautan jemari kami. Kang ahjumma langsung keluar dari dalam rumah
disusul dengan kakaku, Lee Hyuk Jae.
Mereka memelukku bergantian,
lalu membantuku mengambil semua barang-barangku dari dalam mobil. Kris menghampiriku, memegang erat
kedua bahuku.
“dengar,
kita akan tetap jadi sahabat, kita akan tetap jadi kakak adik, ingat itu. Dan
jika kau ingin bicara denganku, hubungi saja aku. Karena aku akan pindah ke
Jepang setelah aku menikah, arrasseo?” jelasnya lalu mengecup pelan keningku.
“jangan
lupa datang ke resepsi pernikahanku ya?” katanya sambil tersenyum hangat
Bisa dilihat raut kebahagiaan dari wajahnya.
Lalu Dia pergi, meninggalkanku sendiri dipelataran rumahku. Hujan mulai turun,
seakan mewakili seluruh perasaanku. Langit juga ikut menagis.
“hei
yeoja babo! Ayo masuk, kau ingin sakit huh?” teriak Hyuk Jae oppa sembari
berlari ke arahku membawa payung. Kupaksakan untuk tersenyum dihadapannya.
“tentu
tidak oppa” seakan mengerti
perasaanku saat itu, dia juga ikut tersenyum.
“kalau
ada masalah, ceritakan saja pada oppamu yang tampan ini ne?” ucapan hyukjae oppa
sedikit menghiburku. Kini tekadku semakin bulat, aku harus bida melupakan semua
kenangan pahit antara aku dan kris oppa. I Will Promise It.
END
Huwaa... gaje tingka dewa inii, minta RCLnya yah?
0 komentar:
Posting Komentar