Title :
I Still Remember
Author : Cho'on
Genre :
NC-17, romance,fantasy
Cast :
-
Yoo Yun Seul
(OC)
-
Wu Yi Fan a.k.a
Kris
-
Song Hani
Hope you like it, RCL please.
Happy Reading
Author POV
“annyeonghaseyo, Yoo Yun Seul imnida,
bangapta” kata seorang yeoja dengan seragam paling berbeda di antara siswa yang
lainnya.
“ouh, nama yang bagus, kelembutan
melodi salju yah?” balas jung seongsangnim mencoba akrab dengan yeoja itu.
“ne seongsangnim, aku lahir saat natal”
ucap yun seul sambil tersenyum kearah siswa yang lain.
“baiklah, kau boleh duduk di meja
paling belakang itu”
“kamshahamnida seongsangnim” ujarnya
seraya membungkuk hormat.
Seoul
International High school, salah satu sekolah ternama di korea yang berhasil
meluluskan banyak siswanya menjadi artis berbakat yang sudah jelas terkenal
dari berbagai agency. Yoo Yun seul, salah satu yeoja beruntung yang dapat
pindah ke sekolah itu hanya dengan mengandalkan bakatnya, menyanyi dan menari
tanpa membayar biaya sepeserpun, padahal biaya masuk ke sekolah itu bisa
terbilang mahal, bahkan sangat mahal. Baik kita kembali ke cerita.
“hai, bolehkah aku duduk disini?” tanya
yun seul kepada seorang namja yang bisa di bilang cuek atau errrr sangat cuek
mungkin. Oh sehun.
“menurutmu?” balas namja itu dingin.
‘benar
benar dingin, cuek, apa aku bisa tahan duduk selama tiga tahun dengannya’
pikir yun seul seraya duduk di tempat duduk ‘baru’ nya.
“euhmm. Yoo Yun Seul imnida”
“aku sudah tahu namamu bisakah kau
diam” ucap sehun dengan nada yang sangat datar. Yun seul hanya menghela
nafasnya.
“lalu siapa namamu?” tanya yun seul
dengan sabarnya sambil tersenyum dipaksakan.
“Oh Sehun, Kau puas! Sekarang diamlah”
kata sehun dengan nada yang kali ini agak membentak. ‘setidaknya tidak terlalu datar seperti tadi’ gumam yun seul yang
terdengar bukan seperti bisikan. Karena seisi kelas pun sepertinya bisa
mendengar suaranya.
“ahh, mianhae” kata yun seul ketika
seluruh pasang mata tertuju padanya.
_Yun Seul POV_
Baru
kali ini aku bertemu dengan namja yang sedingin dia. Bagaimana bisa aku
bertahan hidup jika harus sebangku dengannya selama satu tahun, atau bahkan
lebih. Oke, mungkin aku berlebihan. Setidaknya kenapa aku tidak ditempatkan
dengan orang yang sedikit cerewet atau apalah. Aku mungkin akan sangat pendiam
di kelas jika harus seperti ini.
“annyeong Yun Seul, hani imnida. Senang
berkenalan denganmu” sapa seorang yeoja berambut sebahu yang ku ketahui bernama
Hani saat bel istirahat berbunyi. Manis. Pikirku, setidaknya bisa menjadi teman
bicaraku.
“ah ne, annyeong” jawabku seadanya.
“namamu bagus Yun Seul, Seulie. Euhm
Sulli bagus tidak? Bagaimana kalau aku memanggilmu sulli?” cerocos(?)nya yang
membuatku langsung berfikir bahwa dia ini cerewet. Aku mungkin tadiberharap
mempunyai teman yang cerewet. Tapi tidak seperti ini -_-.
“baiklah, itu nama yang bagus”
Saat aku lihat kursi disampingku, aku
sedikit terkejut mendapati sehun sudah tak duduk disampingku lagi.
“ah, itu dia”
“nuguya eoh?” tanya hani sambil melihat
kesekitar.
“jangan terlalu dekat dengannya, dia
itu sedikit aneh” kata-kata hani membuatku sedikit bingung, tapi tak ku
hiraukan, yang ada dipikiranku saat ini adalah sehun. Aku merasa aku harus
berteman baik dengannya.
Ku
ikuti langkahnya yang bisa dibilang sangat santai itu. Bahkan kalau di lihat
dari belakangpun dia sangat tampan dan cool. Kenapa tadi hani berkata bahwa dia
ini aneh yah?. Dia berhenti tiba- tiba, sontak saja itu membuatku menabraknya.
Aishh apa yang harus kulakukan. Aku hanya menunduk menanti setiap reaksi yang
akan ia berikan. Tiba-saja ia menarik tanganku ke suatu tempat. Taman belakang
sekolah yang sangat sepi dan sepertinya tak terawat. Dia menyandarkanku pada
batang pohon yanng lumayan besar dan menghimpitku denga kedua lenganya.
“a-apa yang akan kau lakukan eoh?”
kataku sambil membuang muka kearah lain.
Dia
malah memegang daguku dan memaksaku untuk memandangnya. Dia mengecupku,Sebuah
kecupan kecil dan berubah menjadi lumatan-lumatan ganas. Ku buka sedikit mulutku dan mulai hanyut dalam
permainanya. Dia memasukan lidahnya ke dalam rongga mulutku, mengabsen setiap
deretan gigiku dan bertaut kembali dengan lidahku. Tangannya menyelusup ke
dalam bajuku dan mengelus perutku pelan. Geli. Kemudian kurasakan tangannya
meremas pelan dadaku, sontak saja aku tersadar dan langsung melepas tautan
kami. Kutampar wajahnya lalu ku usap sudut bibirku yang basah dengan punggung
tanganku.
“apa yang kau lakukan eoh?” dia hanya
menyeringai dan lalu berkata bodoh sambil meninggalkanku sendirian disini.
“apa yang ia pikirkan?”
Saat
kembali ke kelas, kudapati ia sudah tak berada di kursinya lagi. Kemana dia.
“dimana sehun?” tanyaku pada hani yang
berada persis didepan mejaku.
“mungkin pulang, diakan anak pemilik
sekolah ini” kata hani padaku.
“dimana rumahnya?”
“ini” kata hani sambil menyodorkan
sebuah kertas berisikan alamat rumah.
“dari mana kau tahu ini rumahnya?”
tanyaku penasaran padanya.
“aku kan tetangganya” aku hanya bisa
membulatkan mulutku dan mengangguk kecil.
“hani-ah, aku pulang dulu yah? Aku
sedikit tidak enak badan” dustaku padanya.
“eoh? Tiba-tiba sekali, apa tidak
sebaiknya aku antar?”
“tidak usah, terimakasih” kataku lalu
langsung menggendong tasku keluar dari kelas ini.
Ku
ambil ferrary merah millik oppaku dan langsung menjalankanya menuju alamat yang
tadi diberikan hani padaku. Aku benar-benar penasaran padanya.
Saat
sudah sampai di alamat yang aku tuju, aku sedikit tercengang, rumahnya sangat
besar. Bahkan lebih besar dari rumah orang tuaku. Tapi sayangnya rumah ini
terlihat sepi. Kulalngkahkan kakiku mantap menuju pintu utama rumah itu. Ku
ketuk pelan pintu itu beberapa kali, tak lama kemudian munculah seorang wanita
setengah baya yang memakai baju hitam putih berenda, tampaknya ia pembantu
disini.
“annyeong, apa benar ini rumah oh
sehun?” tanyaku padanya.
“ne benar, kau siapa?” dia berbalik
bertanya padaku.
“aku temannya, tadi disekolah dia
tiba-tiba pulang. Jadi aku kesini untuk menjenguknya” jelasku padanya.
“jadi begitu, tuan muda Oh ada di kamar
atas, mari saya antar” aku menurut saja dan hanya mengekor di belakangnya.
Kuamati
seisi rumah ini, sangat klasik dan terawat. Kami menaiki tangga menuju sebuah
pintu yang bisa kutebak itu adalah kamar sehun.
“Ini kamar tuan muda” kata wanita itu
lalu pergi meninggalkanku. Kenapa sikapnya dingin sekali?
Samar samar ku dengar suara yeoja di
balik pintu ini. Aku jadi bingung, ini kamar sehun atau kamar siapa. Ku
putuskan untuk mengetuk pintu dihadapanku ini.
1,2,3 tak ada reaksi, aku jadi makin
penasaran. Ku putar kenop pintu ini perlahan, betapa tercenngangnya aku
melihatnya sedang mencium ganas seorang yeoja diatas tempat tidur king sizenya.
BRAKKKK
Ku tutup rapat mulutku dengan kedua
tanganku, kenapa seperti ini,kenapa hatiku sakit. Aku bahkan baru mengenalnya
tadi. Perasaan apa ini.
Tak terasa setetes bulir bening menetes
dari mataku. Satu tetes, dua tetes, selanjutnya aku yakin bisa memenuhi satu
cangkir teh. Ku balikan badan ku dan berlari keluar dari rumah ini. Aku tak
peduli mau dianggap yeoja seperti apa olehnya. Yang ada dipikiranku saat ini
adalah bagaimana bisa perasaan ini terasa begitu terikat dengannya. Apa aku
menyukainya?
Ini tidak mungkin...
To Be Continued
0 komentar:
Posting Komentar